![]() |
Manuskrip Bulan-bulan tahun Hijriah Koleksi Masykur Pedir Museum 2014 |
Pada zaman Amirul mukminin Umar bin
Khattab radhiyallahu ‘anhu menjadi khalifah. Di tahun ketiga
beliau menjabat sebagai khalifah, beliau mendapat sepucuk surat dari Abu Musa
al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, yang saat itu menjabat sebagai
gubernur untuk daerah Bashrah. Dalam surat itu, Abu Musa mengatakan:
إنه يأتينا من
أمير المؤمنين كتب، فلا ندري على أيٍّ نعمل، وقد قرأنا كتابًا محله شعبان، فلا
ندري أهو الذي نحن فيه أم الماضي
“Telah datang kepada kami beberapa surat dari
amirul mukminin, sementara kami tidak tahu kapan kami harus menindaklanjutinya.
Kami telah mempelajari satu surat yang ditulis pada bulan Sya’ban. Kami tidak
tahu, surat itu Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.” Masalah selanjutnya adalah menentukan awal penghitungan kalender Islam ini
Kemudian Umar mengumpulkan para sahabat, beliau
berkata kepada mereka:
ضعوا للناس
شيئاً يعرفونه
“Tetapkan tahun untuk masyarakat, yang bisa
mereka jadikan acuan.”
Ada yang
usul, kita gunakan acuan tahun bangsa Romawi. Namun usulan ini dibantah, karena
tahun Romawi sudah terlalu tua. Banyak ntimbul
pertanyaan saat itu Apakah akan memakai tahun kelahiran Nabi
Muhammad saw., seperti orang Nasrani? Apakah saat kewafatan beliau?
Ataukah saat Nabi diangkat menjadi Rasul atau turunnya Al Qur'an? Ataukah saat
kemenangan kaum muslimin dalam peperangan?
Kemudian disebutkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak,
dari Said bin al-Musayib, beliau menceritakan:
Umar bin Khattab mengumpulkan kaum muhajirin
dan anshar radhiyallahu ‘anhum, beliau bertanya: “Mulai kapan kita
menulis tahun.” Kemudian Ali bin Abi Thalib mengusulkan: “Kita tetapkan sejak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah, meninggalkan
negeri syirik.” Maksud Ali adalah ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam hijrah ke Madinah. Kemudian Umar menetapkan tahun peristiwa
terjadinya Hijrah itu sebagai tahun pertama (al-Mustadrak 4287 dan
dishahihkan oleh adz-Dzahabi).
Mengapa bukan tahun kelahiran Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam yang menjadi acuan?
Jawabannya disebutkan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar
sebagai berikut:
أن الصحابة
الذين أشاروا على عمر وجدوا أن الأمور التي يمكن أن يؤرخ بها أربعة، هي مولده
ومبعثه وهجرته ووفاته، ووجدوا أن المولد والمبعث لا يخلو من النزاع في تعيين سنة
حدوثه، وأعرضوا عن التأريخ بوفاته لما يثيره من الحزن والأسى عند المسلمين، فلم
يبق إلا الهجرة
Para sahabat yang diajak musyawarah oleh Umar
bin Khatthab, mereka menyimpulkan bahwa kejadian yang bisa dijadikan acuan
tahun dalam kalender ada empat: tahun kelahiran Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, tahun ketika diutus sebagai rasul, tahun ketika hijrah,
dan tahun ketika beliau wafat. Namun ternyata, pada tahun kelahiran Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dan tahun ketika beliau diutus, tidak lepas dari
perdebatan dalam penentuan tahun peristiwa itu. Mereka juga menolak jika tahun
kematian sebagai acuannya, karena ini akan menimbulkan kesedihan bagi kaum
muslimin. Sehingga yang tersisa adalah tahun hijrah beliau (Fathul Bari,
7:268).
Abu Zinad mengatakan:
استشار عمر في
التاريخ فأجمعوا على الهجرة
“Umar bermusyawarah dalam menentukan tahun untuk kalender Islam. Mereka
sepakat mengacu pada peristiwa hijrah
Karena hitungan tahun dalam kalender Islam
mengacu kepada hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
selanjutnya kalender ini dinamakan kalender hijriah.
Adapun Bulan-bulan yang
terdapat dalam tahun hijirah ialah :
1.
Muharram
2.
Shafar
3.
Rabi'ul Awal
4.
Rabi'ul Akhir
5.
Jumadil Awal
6.
Jumadil Akhir
7.
Rajab
8.
Sya'ban
9.
Ramadhan
10. Syawal
11. Dzulqa'idah
12. Dzulhijjah
Yang menjadi dalil
terdapatnya 12 bulan tersebut ialah firman Allah ta’ala
"Sesungguhnya bilangan bulan
pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia
menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram..." [At Taubah
(9): 38]
Masyarakat Aceh terhadap
bulan qamariyah tersebut mempunyai istilah tersendiri serta mempunyai adat-adat
yang masih diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sampai saat ini.
Misalnya bulan Muharam yang
dikenal oleh masyarakat Aceh sebagai bulan Asan Husen (Hasan dan Husin) bulan
Jumadil Akhir yang dikenal dengan bulan kanduri boh kayee ( khanduri
buah-buahan) dn lain-lain.
Wallahu'alam
0 Comments